Bagi yang gemar menyaksikan drama Korea seperti saya pasti tahu benar judul-judul drama seperti Full House, Princess Hours, Jewel in the palace, dan lain sebagainya. Drama korea memang menarik ditonton karena selain ceritanya yang menarik dan romantis, aktor dan aktrisnya cantik dan tampan, menonton drama Korea terasa lebih nyaman karena kebudayaannya yang mirip dengan budaya Indonesia yang masih sangat memegang adat ketimuran.
Drama Korea pun tak hanya berkisah mengenai percintaan, terdapat drama-drama mengenai sejarah dan tokoh-tokoh penting Korea. Misalnya Jewel in the Palace yang mengisahkan tentang dokter wanita pertama di korea, atau The Great Queen of Seon Deok yang menceritakan tentang Raja Wanita pertama di Korea. Bila anda pernah menonton drama-drama Korea bersetting masa lampau seperti dua drama yang saya sebutkan di atas, anda pasti sudah kenal dengan budaya Korea.
Dalam drama-drama korea bertema sejarah, kita sering melihat tokoh-tokoh dalam Drama berpakaian dengan pakaian tradisional Korea. Pakaian tradisional tersebut disebut Hanbok (Korea Utara menyebut Choson-ot). Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok wanita (Chima). Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin. Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan atau upacara kematian. Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.
Kemudian, yang menarik dalam drama korea bersetting sejarah, setting tempatnya sangat indah. Drama yang berkisah mengenai kerajaan misalnya, istana sering muncul dengan segala kemegahannya. Selain itu, rumah-rumah tradisional korea juga tak kalah menarik perhatian penonton. Rumah tradisional Korea (biasanya rumah bangsawan atau orang kaya) dipilah menjadi bagian dalam (anchae), bagian untuk pria (sarangchae), ruang belajar (sarangbang) dan ruang pelayan (haengrangbang). Besar rumah dipengaruhi oleh kekayaan suatu keluarga. Rumah-rumah ini memiliki penghangat bawah tanah yang disebut ondol yang berfungsi saat musim dingin.
Masyarakat tradisional Korea memilih tempat tinggal berdasarkan geomansi. Orang Korea meyakini bahwa beberapa bentuk topografi atau suatu tempat memiliki energi baik dan buruk (dalam konsep eum dan yang) yang harus diseimbangkan. Geomansi memengaruhi bentuk bangunan, arah, serta bahan-bahan yang digunakan untuk membangunnya. Rumah menurut kepercayaan mereka harus dibangun berlawanan dengan gunung dan menghadap selatan untuk menerima sebanyak mungkin cahaya matahari. Cara ini masih sering dijumpai dalam kehidupan modern saat ini.
Selain itu, Budaya Korea yang paling lekat bagi mata penggemar drama Korea mungkin adalah kulinernya. Hampir dalam setiap drama korea pasti terdapat adegan sang tokoh makan kimchi. Sepertinya semua orang korea gemar memakan Kimchi ya? Hehe. Tapi apa sebenarnya itu Kimchi? Kimchi merupakan makanan tradisional Korea yang dibentuk dari hasil fermentasi dan dibumbui dengan berbagai bumbu khas Korea. Makanan fermentasi seperti Kimchi ini ternyata sangat berguna dalam menyediakan protein dan vitamin ketika musim dingin.
Selain Kimchi, beberapa menu makanan dikembangkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa khusus seperti festival atau upacara seperti ulang tahun anak yang ke-100 hari, ulang tahun pertama, perkawinan, ulangtahun ke-60, upacara pemakaman dan sebagainya. Pada peristiwa-peristiwa ini selalu dijumpai kue-kue beras yang berwarna-warni. Makanan kuil berbeda dari makanan biasanya karena melarang penggunaan 5 jenis bumbu yang biasa dipakai seperti bawang putih, bawang merah, daun bawang, rocambole (sejenis bawang), bawang perai, jahe serta daging. Makanan kerajaan (surasang) saat ini sangat terkenal karena sudah dapat dinikmati seluruh lapisan rakyat.
Hmm..kebudayaan Korea menarik sekali ya untuk dipelajari J . Namun, kita juga tidak boleh melupakan kebudayaan bangsa kita sendiri, Indonesia. Budaya Indonesia juga tidak kalah menarik kok. Saya jadi berfikir, kapan ya Indonesia bisa membuat drama bersetting masa lalu semenarik drama Korea? Saya yakin, bila itu terjadi masyarakat Indonesia akan lebih dekat dengan kebudayaannya sendiri dan jadi lebih mencintai budaya Indonesia J. Nez.
No comments:
Post a Comment